Sukses

Berhulu di Merapi, Jernihnya Sungai Yogya Ini Saingi Green Canyon

Jika di Pangandaran, Jawa Barat ada ngarai hijau berair jernih Green Canyon, maka di Yogyakarta ada Green Kayen.

Liputan6.com, Yogyakarta - Jika di Pangandaran, Jawa Barat ada ngarai hijau berair jernih Green Canyon, maka di Yogyakarta ada Green Kayen. Sungai ini berada di Jalan Kaliurang Kilometer 7,5 Dusun Kayen Condongcatur, Depok, Sleman.

Sungai Kayen ini memiliki air yang jernih dan bersih. Karena itulah warga setempat menyebutnya Green Kayen Yogya.

Biasanya mereka mandi dan berenang di sana. Green Kayen ini merupakan bagian dari bendungan buatan Belanda yang berbentuk kolam sedalam 4 meter.

"Green Kayen karena kampungnya namanya Kayen. Kalau hijau (green) karena lingkungannya masih hijau, banyak pohon, batu-batunya masih asli jadi dibersihkan memang bagus jadinya," ujar Kepala Dukuh Kayen Purwanto di Yogyakarta, Kamis (19/5/2016).

Jika di Pangandaran, Jawa Barat ada ngarai hijau berair jernih Green Canyon, maka di Yogyakarta ada Green Kayen. (Fathi Mahmud/Liputan6.com)

Berhulu di Merapi

Purwanto menjelaskan area yang dahulu tak begitu diperhatikan warga itu saat ini mulai dikembangkan menjadi obyek wisata. Setelah sungai dibersihkan, Green Kayen resmi dibuka untuk wisata pada 1 Mei 2016.

"Tanggal 24 April 2016 kemarin ada rangkaian hari jadi satu abad Kabupaten Sleman dengan program air bersih. Itu gerakan bersih sungai. Nah sungai kita ini dari Kali Boyong tanggal 1 kemarin diresmikan Dinas Pariwisata," ujar dia.

Purwanto mengatakan Sungai Kayen ini bagian dari Sungai Boyong yang berhulu di Gunung Merapi. Saat ini air yang ada di Sungai Kayen ini terhitung bersih. Namun begitu ia belum mengecek kondisi air di sungai tersebut.

"Ada limbah dari Green Hills selatannya itu kemarin wakil bupati sudah minta dicek untuk segera dihentikan. Limbah rumah tangga selatan Green Hills. Jadi utara itu airnya bersih, selatannya beda. Ini kita baru minta cek tapi selama ini aman aman saja," tutur dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Flying Fox

Demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, pihak kampung menyediakan air bersih untuk bilas di sebelah timur sungai.

Namun karena berhulu di Merapi, sungai ini rawan terkena banjir lahar dingin. Sehingga warga selalu waspada jika cuaca di Merapi sedang hujan deras. Plang peringatan juga sudah dipasang di sekitar Green Kayen.

"Musim hujan banjir kalau ada lahar dingin ya lahar dingin tahun 83 banjir besar. Kalau lainnya banyak batu material dan pohon dari Merapi. Kalau di sini itu cuma air," kata dia.

Purwanto mengatakan Green Kayen mulai banyak dikunjungi pengunjung. Walaupun belum dikenai tarif masuk, pengunjung dikenai parkir yang dikelola para pemuda setempat. Ia menyebut pengunjung bisa mencapai ratusan pada akhir pekan.

"Biasanya Jumat, Sabtu, Minggu ramai. Pemuda sudah siapkan semuanya. Pemuda sedang menyiapkan pelampung untuk mandi jadi diawasi terus karena kedalaman 4 meter. Kalau ramai bisa sampai ratusan," kata dia.

"Nantinya ada flying fox baru dipesankan Pak Lurah di Bandung."

Sementara itu, mahasiswa asal Palembang, Sumsel, Ardiansyah mengaku sudah dua kali mendatangi Green Kayen.

"Saya kontrakan dekat sini. Baru tahu ada disini. Tahu dari warga sekitar sini. Minggu ramai kemarin sore ramai banget," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini