Sukses

Bonbin Bandung Dinyatakan Aman, tapi...

Pada 2011, Bonbin Bandung sempat mendapatkan predikat B.

Liputan6.com, Bandung - Berdasarkan survei kondisi lingkungan dan kandang-kandang satwa, Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) mengklaim Kebun Binatang Taman Sari Bandung (Bonbin Bandung) aman untuk para pengunjung. Maka itu, garis batas yang awalnya dipasang sekitar 500 meter dari kandang gajah diperpendek menjadi 50 meter.

Sejak kematian gajah Yani, tim dokter Taman Safari Indonesia (TSI) secara bergantian memeriksa satwa di Kebun Binatang Bandung. Hasilnya, tim tidak menemukan kemungkinan penyakit menular dari satwa yang masih hidup.

"Satu tim dokter sudah bekerja melakukan survei sampai tanggal 17 kemarin. Pada umumnya, dari sisi kesehatan tidak ada masalah dan tidak penyakit menular yang menakutkan," ucap Thony dari PKSBI di Bonbin Bandung, Kamis, 19 Mei 2016.

Meski begitu, Thony menyarankan agar pihak pengelola segera membenahi kondisi kandang-kandang satwa. Menurut dia, kondisi kandang yang ada bisa menyebabkan satwa sakit karena tingkat kelembaban cukup tinggi.


Selain kandang, Thony juga meminta Yayasan Margasatwa Bandung untuk segera merekrut dokter hewan. Hingga kini, belum ada dokter hewan yang bertugas di Kebun Binatang Bandung.

"Kandang gajah atapnya rusak. Kandang rusa tidak ada tempat yang kering jadi kesehatannya terganggu dan beberapa kandang lainnya. Kami usahakan tiga bulan memenuhi kriteria. Dan sudah menyarankan segera merekrut dokter," tutur Thony.

Hasil survei tersebut, kata dia, adalah pengurangan batas jarak aman dari kandang gajah. Namun, para pengunjung tetap tidak diperbolehkan memasuki area kandang gajah.

"Daerah aman 50 meter, ini ada SOP-nya untuk daerah tersebut. Dibatasi agar orang lalu lalang tahu di situ ada gajah yang mati," ujar dia.

Dia menambahkan, PKSBI sepakat untuk kembali mengangkat citra baik Kebung Binatang Bandung. Menurut dia, Bonbin Bandung telah mendapatkan predikat B.

"Di tahun 2011, telah mendapatkan predikat B, dan itu baik. Sekarang kita berupaya memulihkan citra itu kembali," kata Thony.

Pada tempat yang sama, dokter hewan TSI, Bongot Husao Mulia, menyatakan tidak ada hewan yang memiliki gejala penyakit. Tapi, pihaknya masih menunggu hasil penelitian autopsi gajah Yani.

"Pemeriksaan ini membutuhkan waktu cukup lama karena harus detail. Hasil tes darah menghasilkan hasil baik, tidak menunjukkan gejala klinis," ucap Bongot. (Aditia Prakasa)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini