Sukses

Berhala, Pulau Sengketa nan Eksotis yang Mengundang

Pantai pasir putih dan semilir angin Laut China Selatan membuat kangen para wisatawan akan Pulau Berhala.

Liputan6.com, Jambi - Nama Pulau Berhala tak asing lagi bagi warga di Provinsi Jambi maupun Kepulauan Riau (Kepri). Tepat berada di perairan Laut China Selatan, Pulau Berhala bisa ditempuh sekitar 1,5 jam dengan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Muarasabak, Kabupaten Tanjabtim.

Luasnya tak seberapa, hanya sekitar 40 hektare saja. Berhala menjadi bagian kecil dari deretan pulau-pulau yang menghampar di perairan Laut China Selatan.

Pulau ini sempat membuat heboh karena statusnya disengketakan antara Provinsi Jambi dengan Provinsi Kepri sejak 2002 silam. Hingga naik meja persidangan Mahkamah Konstitusi (MK), Provinsi Kepri akhirnya dinyatakan sah atas kepemilikan Pulau Berhala.

Namun, abaikan soal klaim wilayah karena toh itu sama-sama wilayah Indonesia. Yang jelas, Pulau Berhala merupakan pulau eksotis. Terpencil di ujung timur perairan Jambi, pulau ini bisa ditempuh menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Tanggo Rajo di Kota Jambi.

Begitu menjejakkan kaki, pasir putih nan elok dengan alam yang asri langsung menyambut tamu yang datang. Di pulau ini pula terdapat sebuah bukit kecil yang di atasnya terdapat sejumlah situs sejarah.

Pertama terdapat makam yang disebut Makam Datuk Paduka Berhala. Oleh masyarakat dan sejarawan di Jambi, Datuk Paduka Berhala merupakan suami dari Putri Pinang Masak yang disebut sebagai salah satu penguasa negeri Melayu Jambi keturunan Turki.

Makam Datuk Paduka Berhala berada di Pulau Berhala. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Kedua adalah situs meriam. Masyarakat setempat menyebut meriam sebagai peninggalan perang dunia kedua. Posisinya tepat di atas puncak bukit. Di atas bukit ini pula masih terlihat sisa-sisa bangunan layaknya benteng.

"Mungkin dahulu meriam ini untuk alat perlindungan dari musuh. Sehingga diletakkan di atas bukit agar bisa melihat ke segala sisi," ujar Didi, salah seorang tokoh pemuda dan sejarawan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Rabu, 18 Mei 2016.

Selain wisata sejarah, yang paling banyak dicari wisatawan lokal di Pulau Berhala tentu saja pantai. Ya, pantai di pulau yang disebut juga Pulau Hantu itu memang cantik menawan.

Pasirnya putih semakin indah dengan suguhan bebatuan besar menghiasi sepanjang bibir pantai. Eksotisme semakin menjadi kala sore hari seiring ratusan pohon kelapa yang melambai.

"Akhir-akhir ini mulai banyak yang ke sini (Pulau Berhala). Apalagi saat air sedang surut, pantainya akan jelas terlihat," ujar Indah, salah seorang warga Jambi yang beberapa kali berkunjung ke Pulau Berhala.

Keunikan lain dari pulau ini adalah penduduknya yang mencapai 60 KK. Penduduk di Pulau Berhala sebagian besar berasal dari Jambi dan Kepri. Saat masih dalam status sengketa, pemerintah dari Jambi maupun Kepri berlomba-lomba mendirikan rumah-rumah penduduk, sehingga seolah penduduk di Berhala terbagi dua kelompok.

Nelayan di Pulau Berhala, Jambi. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

"Dari dahulu kami tak ambil pusing, siapapun pemilik Pulau Berhala kami tetap rukun-rukun saja di sini," ujar Akhmad (50), salah seorang nelayan asal Jambi yang mengaku sudah 11 tahun lebih tinggal di Pulau Berhala.

Tak hanya pemondokan warga, di pulau ini juga sudah didirikan sejumlah fasilitas. Yakni sebuah sekolah terpadu, puskesmas pembantu (Pustu) hingga kantor desa yang semuanya dibangun oleh Pemprov Kepri. Begitu juga ada sebuah menara pemancar sinyal yang dibangun salah satu perusahaan komunikasi.

"Saya bersama istri tinggal di sini untuk mencari ikan. Seminggu sekali kami pulang ke Sadu di Kabupaten Tanjabtim," kata Akhmad.

Sejak muncul sengketa Pulau Berhala, pemberitaan akan pulau ini makin marak. Lambat laun, Pulau Berhala makin dikenal. Kini, masyarakat Jambi menjadikan Pulau Berhala sebagai salah satu tujuan wisata.

Sejumlah biro perjalanan bahkan sudah cukup lama menjadikan Pulau Berhala sebagai paket rekreasi. Kisaran harganya juga bervariatif tergantung berapa lama pelancong bakal tinggal di pulau tersebut.

"Rata-rata per orang biasanya Rp 500 ribuan. Itu sudah termasuk penginapan, makan dan akomodasi. Biasanya ada paket saat hari-hari tertentu," ujar Agus, salah seorang pengelola jasa tur dan travel di Kota Jambi.

Para pengunjung yang ingin bermalam di Berhala tak perlu khawatir. Sebab, banyak rumah warga yang bisa dijadikan tempat menginap dengan harga terjangkau dan tentunya sudah masuk paket apabila menggunakan jasa biro perjalanan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini