Sukses

Kebun Binatang Bandung Ditutup Selama Gajah Yani Diautopsi

Kepala BKSDA Jawa Barat berharap kematian gajah Yani bukan karena virus yang dapat menyebar ke satwa lainnya.

Liputan6.com, Bandung - Gajah bernama Yani milik Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat ditemukan mati pada Rabu 11 Mei 2016 sekitar pukul 18.36 WIB setelah lama sakit.

Pasca-kematian gajah Sumatera berumur 34 tahun itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat membentuk tim untuk melakukan autopsi. Autopsi tersebut sekaligus investigasi penyebab kematian Yani.

Kepala BKSDA Jawa Barat Sylvana Ratina mengatakan, jajarannya akan menutup Kebun Binatang Taman Sari Bandung selama proses autopsi. Hal itu diputuskan setelah berdiskusi dengan tenaga ahli hewan yang sebelumnya hadir untuk memberikan pertolongan terhadap Yani.

"Besok (hari ini) ditutup selama autopsi, lama autopsi sekitar tiga jam mungkin lebih sama persiapannya. Bikin berita acara kematiannya, kemudian hasil autopsinya dilaporkan dulu ke pimpinan kami," kata Sylvana di Kebun Binatang Taman Sari Bandung, Rabu 11 Mei 2016 malam.

Sylvana menjelaskan, investigasi tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kematian Yani. Dia berharap penyebabnya bukan karena virus yang dapat menyebar ke satwa lainnya.

"Sementara teman yang lain investigasi dulu, supaya tidak terjadi lagi. Kalau virus takutnya yang lainnya terjangkit, perlu pengamanan untuk satwa lainnya, kita mempertanyakan pengelola seberapa baik kekuatan pengelolaannya," ucap dia.

Di samping itu, pihaknya juga akan menegur Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung. Sebab menurut dia, sebagai Lembaga Konservasi (LK) kebun binatang wajib untuk memperhatikan kesejahteraan satwanya.

Sylvana menyayangkan pihak pengelola Kebun Binatang Bandung tidak melaporkan salah satu satwa koleksinya sedang dalam kondisi sakit. Dia pun meragukan Yani telah jatuh sakit selama seminggu.

"Menurut dokter yang periksa tadi kondisinya tragis, karena nggak mungkin sakitnya dari 3 Mei. Kalau masih duduk masih sehat, tapi ini sudah rebahan jadi hewan seperti itu kecil kemungkinan hewan itu hidup," ucap dia.

Sylvana menambahkan, selanjutnya pihaknya akan melayangkan surat teguran terhadap pengelola. Dia pun akan memberikan waktu selama dua bulan.

"Kita akan menegur dari balai untuk memperbaiki pengelolaannya, diberi jangka waktu dua bulan. Saya tanya mereka masih sanggup tidak, coba tampakan progress dalam waktu dekat. Karena masih ada tiga gajah yang harus diperhatikan," jelas dia.

"Hari ini yang heboh soal gajah mati kan bukan dokter hewan yang mati karena gajah. Dan ini kejadian yang pertama gajah mati di sini (Kebun Binatang)," Sylviana menandaskan. (Aditya Prakasa)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.