Liputan6.com, Manado - Gadis Manado korban pemerkosaan yang dilakukan oleh 19 pria, dua diantaranya diduga aparat, mengaku mendapat teror oleh oknum tak dikenal melalui short massage service (SMS).
"SMS itu berisi nada ancaman. Berusaha menekan anak saya, juga mengintimidasi kami," ujar ibunda korban, Rina Supit, Selasa (10/05/2016) sore.
Rina tak secara rinci menjelaskan isi teror yang diterima anaknya.
"Intinya menekan anak saya, supaya mungkin kasus ini tidak lagi diangkat-angkat," ujar Rina.
Baca Juga
Dia menambahkan, dia tidak tahu siap peneror dan apa maksudnya. Namun, hal itu semakin membuat anaknya trauma.
"Saya tidak tahu kenapa anak saya harus menerima teror tersebut. Yang pasti ini membuat anak saya makin tertekan," ujar Rina.
Sementara itu, keluarga korban meminta Polda Sulut segera melimpahkan berkas. Karena anaknya pada Senin (9/5) malam datang ke Polda masih dimintai keterangan untuk BAP.
Baca Juga
Cegah Kejahatan Rasial Dampak Perang Israel Vs Hamas di Gaza, Universitas California Batalkan Pidato Mahasiswa Muslim Saat Wisuda
Tips Balik Kampus Usai Mudik Libur Lebaran, Mahasiswa Wajib Perhatikan Ini
Berkaca Kasus Penyimpangan Magang 1.047 Mahasiswa 33 Kampus Indonesia di Jerman, Kemlu RI Imbau Waspada Tawaran dari Luar Negeri
"Kami datang ke Polda Senin 9 Mei 2016 malam dan selesai pemeriksaan hingga Selasa pagi," tambah Rina.
Dia mengatakan, kondisi anaknya mulai membaik tapi masih trauma dengan kejadian yang dialaminya. "Tadi malam waktu ditanya, anak saya masih bisa menjawab," kata dia.
Advertisement
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.