Sukses

Gadis Manado Korban Pencabulan Mulai Diteror

Polisi menggelar pemeriksaan tambahan terhadap gadis Manado.

Liputan6.com, Manado - Gadis Manado korban pelecehan yang dilakukan oleh 19 pria mengaku mendapat teros oleh orang tak dikenal melalui pesan singkat (short massage service/SMS). SMS itu berisi berisi ancaman.

"Berusaha menekan anak saya, juga mengintimidasi,” ujar ibunda korban, Rina Supit, Selasa (10/05/2016) sore.

Rina tak secara rinci menjelaskan isi teror yang diterima anaknya. “Intinya menekan anak saya, supaya mungkin kasus ini tidak lagi diangkat-angkat,” ujar dia.

Hal itu semakin membuat anaknya trauma. “Saya tidak tahu kenapa anak saya harus menerima teror tersebut. Yang pasti ini membuat anak saya tertekan,” ujar Rina.

Sementara itu, keluarga korban meminta datang ke Polda Sulut segera melimpahkan berkas. “Ternyata, anak saya Senin malam datang ke Polda masih dimintai keterangan untuk BAP. Kami datang ke Polda Senin 9 Mei 2016 malam dan selesai pemeriksaan hingga Selasa pagi,” tambah Rina.

Dia mengatakan, kondisi anaknya mulai baik tapi masih trauma dengan kejadian yang dialaminya. “Tadi malam waktu ditanya, anak saya masih bisa menjawab,” kata dia.

Sebelumnya Polda Sulut melayangkan surat undangan kepada si gadis Manado untuk mengikuti pelaksanaan gelar perkara, Senin (09/05/2016) malam. Pihak keluarga korban protes karena merasa keberatan undangan itu tidak hanya untuk gelar perkara melainkan korban kembali diperiksa hingga subuh.

“Kemarin katanya cuma mau penyerahan berkas, nyatanya sampai di Polda Sulut korban di-BAP dari awal. Apalagi kondisinya korban sudah kecapean,” ujar kuasa hukum korban, EK Tindangen.

Dia berharap, Polda secepatnya menuntaskan kasus ini. Karena hingga kini, penetapan tersangka pun belum dilakukan. Menurut dia, kepolisian mengaku, masih ada yang perlu diselesaikan.

Secara terpisah, Kabid Humas Polda Sulut AKBP Wilson Damanik saat dikonfirmasi mengaku ada pemeriksaan tambahan terhadap korban SC si gadis Manado pada Senin malam. “Ini untuk kepentingan penyidikan. Masih ada yang dirasa kurang sehingga perlu dimintai keterangan lagi dari korban,” ujar Wilson.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.