Sukses

Rencana Bejat Tentara Gadungan di Benteng Rotterdam Gagal

Petugas mengetahui aksi tentara gadungan melalui kamera pengawas.

Liputan6.com, Makassar - Kamera pengintai atau closed circuit televison (CCTV) yang sudah tersebar di beberapa sudut Kota Makassar dan dikontrol melalui War Room menara balai kota mampu menggagalkan upaya pencabulan dan tindakan mesum di Benteng Rotterdam.

"War Room ini memang bekerja 24 jam sehari dan tidak berhenti. Di sini dijaga oleh petugas khusus yang jadwalnya sudah diatur dengan baik dan ketika ada tindakan mencurigakan pasti akan terekam," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, di Makassar, dikutip Antara, Rabu 4 Mei 2016.

Dia menegaskan, petugas jaga di ruang kontrol War Room itu selama 24 jam terus memantau perkembangan kota, dan ketika terjadi sesuatu yang mencurigakan selain merekamnya juga langsung melaporkan kepada dirinya.

Karena itu, saat dia mendapat kabar dari petugas ruang kontrol, bersama sejumlah pejabat setempat langsung memantau perbuatan asusila itu seperti yang berlangsung di Benteng Rotterdam.

"Kami dapat laporan dan langsung saya pantau ternyata betul ada perbuatan asusila yang akan terjadi di Rotterdam, sehingga anggota Satpol Pamong Praja yang ditugaskan di tempat itu langsung saya perintahkan untuk segera menggerebeknya," kata dia.

Ketika anggota Satpol PP menghampiri para pelaku, Nandar, yang belakangan diketahui sebagai anggota TNI gadungan nyaris melakukan perbuatan asusila terhadap gadis berusia 16 tahun (HS) di Taman Fort Rotterdam.

Sedangkan HS yang digelandang petugas hanya menutup mukanya dan mengaku dirinya dibujuk dan dirayu oleh pelaku yang mengaku bernama Nandar itu.

Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) Kota Makassar Tenri Ampa Palallo mengatakan HS mengenal Nandar baru dua hari yang lalu melalui jejaring pertemanan BBM.

"Laki-laki itu memperkenalkan diri kepada HS sebagai anggota TNI. Tapi ternyata dia ditipu dan diajak jalan-jalan ke Benteng Rotterdam," ujar Tenri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.