Sukses

Makna May Day bagi Gubernur Banten Rano Karno

Peringatan May Day mengadung sejarah tersendiri bagi buruh di Banten.

Liputan6.com, Banten - Peringatan May Day mengandung sejarah tersendiri bagi buruh di Banten. Pada 2007, sekitar 10 ribu buruh menduduki Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, sejak pukul 10.00 WIB. Mereka mogok kerja guna menuntut kesejahteraan.

Gubernur Banten Rano Karno mengungkapkan, peringatan hari buruh yang jatuh setiap 1 Mei menjadi momentum untuk membangun kesadaran semua pihak agar kesejahteraan dapat dicapai secara bersama.

"Peringatan ini diselenggarakan untuk membangun kesadaran dan merawat semangat perjuangan dalam meraih hak atas kesejahteraan hidup bersama," kata Rano di Stadion Ciceri, Kota Serang, Banten, Minggu (1/5/2016).

Namun begitu, ujar Rano, tak mudah mewujudkan kesejahteraan tersebut. Banyak tantangan dan rintangan yang menghadang, baik dari sisi pengusaha maupun dari pekerjanya.

 

"Sejumlah tantangan masih kita hadapi, terutama untuk memastikan hubungan antara pemilik modal raksasa dan kaum buruh tidak didasari oleh relasi predatorial yang berakibat pada renggangnya pertalian di antara sesama," ujar Rano.

Dia menegaskan tak ada kebencian kaum buruh terhadap para pengusaha. Mereka menyuarakan aspirasinya berdasarkan semangat kebersamaan dan gotong royong antarsesama buruh.

"Perjuangan kaum buruh di Indonesia untuk mendapatkan keadilan berpijak di atas semangat solidaritas dan gotong royong, bukan dilandasi kebencian dan permusuhan," ucap Rano.

Perayaan May Day lahir berdasarkan rentetan panjang perjuangan para buruh internasional, khususnya di Eropa dan Amerika. Tanpa terkecuali di Indonesia yang dimulai sekitar awal abad 19.

Mogok kerja pertama kali terjadi di Amerika Serikat tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers yang menuntut pengurangan waktu kerja dari 20 jam menjadi 8 jam.

Tanggal 1 Mei dipilih sebagai May Day karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.