Sukses

Kala Ibu-ibu Serentak Menyusui Bersama

Ibu-ibu diimbau tidak malu atau risih menyusui di tempat umum.

Liputan6.com, Semarang - Puluhan ibu di Kota Semarang, Salatiga, Surakarta, dan Purwokerto, Provinsi Jawa Tengah, secara serentak menyusui anaknya di kota masing-masing, Minggu (24/4/2016). Mereka memperingati Hari Ulang Tahun ke-9 Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia yang berdiri sejak 21 April 2007.

Jumlah peserta kegiatan serentak menyusui di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang tercatat sebanyak 46 ibu, di depan Loji Gandrung Surakarta 18 ibu, di Taman Salatiga 20 ibu, dan di Taman Balai Kemambang Purwokerto 15 ibu.

"Tujuan lain kami menggelar kegiatan dengan tema serentak menyusui bersama ibu-ibu dan laktivis AIMI Nasional ini adalah ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa menyusui itu cara memberikan nutrisi yang normal ke anak," kata Ketua AIMI Jawa Tengah Rahmadani Yuniarco di Semarang, dilansir Antara, Minggu (24/4/2016).

Dia mengatakan bahwa selama ini banyak ibu yang tidak nyaman menyusui di tempat umum, padahal itu merupakan suatu hal yang mudah.

"Akibat tidak nyaman menyusui di tempat umum, para ibu terpaksa tidak memberikan ASI-nya ke anak dan memilih memberikan makanan atau minuman lain atau memberi ASI dengan media dot padahal ibunya hadir di situ," ujarnya.

Menurut dia, alasan ibu memilih tidak memberikan ASI ke anak saat berada di tempat umum itu juga disebabkan belum banyaknya ruang menyusui yang memadai. AIMI Jawa Tengah mengimbau kepada ibu-ibu untuk tidak merasa malu atau risi menyusui di tempat umum.

"Ibu-ibu tidak perlu malu menyusui di tempat umum karena itu hal yang biasa, kalau orang dewasa boleh makan dimana saja, kenapa anak kita tidak," katanya.

Dhani menjelaskan, ASI adalah makanan yang sudah didesain oleh Tuhan untuk anak-anak. "Ini bukan masalah penting atau tidak penting, tapi ASI itu satu-satunya makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak kita, tidak ada bandingannya dan tidak ada penggantinya," ujarnya.

Ia menyarankan agar anak disusui hingga enam bulan dan diberi makanan pendamping serta tetap disusui hingga dua tahun. "Menyusui itu punya banyak manfaat, tidak hanya untuk anak tapi juga buat ibu, keluarga, dan lingkungan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menyusui di Benteng Vredeburg

Ibu-ibu di Yogyakarta mengajak para ibu di Indonesia mau memberikan asupan kepada bayinya dengan Air Susu Ibu (ASI). Kampanye ini digelar di Benteng Vredeburg kota Yogyakarta.

Para ibu ibu ini berfoto dan menggendong bayi membawa kipas yang bertuliskan antara lain, "Menyusui Dimanapun", dan " Asi Ekslusif 0-6 Bulan". Ibu ibu yang mengenakan jarik ini menyusui membentuk formasi angka 9.

Ketua Assosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Yogyakarta, Antonia Sinta, mengatakan aksi menggendong bayi sembari menyusui ini sebagai bentuk sosialisasi menyusui bayi minimal 6 bulan. Sinta berharap masyarakat bisa menyadari bahwa menyusui itu sebenarnya memberikan makan kepada anak. Menyusui dapat dilakukan kapan dan dimana saja seiring banyaknya tempat yang ramah ibu menyusui.

"Kita mengapresiasi usaha dari pemerintah, namun memang belum sesuai yang diharapkan. Ada yang ruangannya terlalu kecil, dekat kamar mandi, bahkan aksesnya sulit," kata Sinta di Benteng Vredeburg Yogyakarta, Minggu (24/04/2016).

Cahyani Sri Afitri salah satu pengurus AIMI Bantul mengatakan aksi yang dilakukan para ibu ibu ini sebagai bentuk memperingati organisasi AIMI Yogyakarta ke 9. Menurutnya belum semua ruang publik ada tempat yang ramah ibu menyusui seperti di pasar yang tidak ditemukan ruangan menyusui.

"Kami bersama AIMI dan Dinkes melakukan advokasi kepentingan dan masyarakat kalau menyusui itu sangat wajar dilakukan ditempat yang umum," Kata Sri.

Sri mengatakan sosialisasi dan advokasi dilakukan AIMI. Salah satunya ke sekolah-sekolah. Program ini memberikan informasi pentingnya ASI, permasalahan-permasalahan saat menyusui dan menyusui di manapaun dan kapanpun.

"Kemarin baru 1 di SMA. Kan tidak semua sekolah bisa menerima hal seperti ini. Kita berharap sekolah sekolah mau menerima program ini," kata Sri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.