Sukses

Ini Bukti Kemesraan Napoleon Bonaparte dan Raja Jawa

Napoleon Bonaparte adalah jenderal Perancis yang memimpin pasukan menaklukkan Eropa.

Liputan6.com, Solo - Siapa sangka jika Si Jenderal Kecil, Napoleon Bonaparte, punya hubungan akrab dengan Raja Surakarta? Museum Radya Pustaka menjadi saksi hubungan baik yang terjalin antara pemimpin daratan Eropa dan penguasa di tanah Jawa.

Bukti yang dimaksud adalah vas bunga berbahan kaca yang dinamai Porselain Napoleon. Benda antik itu merupakan hadiah pemberian Napoleon Bonaparte untuk Paku Buwono (PB) IV pada 1811. Pemberian itu menjadi kado kelahiran putra PB IV.

Porselen Napoleon hadiah bagi PB IV. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Hadiah lain dari Sang Jenderal Perancis adalah orgel alias kotak musik. Hadiah tersebut diberikan kepada PB IV saat masih bertahta menjadi Raja Mataram Islam pada 1788-1820.

Kedua benda koleksi berharga itu diletakkan di ruang sebelah kiri dari pintu masuk. Seluruhnya dikemas dalam kotak kaca agar terhindar dari debu. Sayang, penjelasan mendalam tentang hubungan Napoleon dan Raja Surakarta itu tak dijabarkan secara detail.

Selain kado dari Napoleon, Museum Radya Pustaka Solo juga menyimpan manuskrip kuno sebagai jejak peradaban zaman itu. Salah satunya adalah naskah kuno keluaran abad 17.

Kurnia Heniwati, bagian pengelolaan manuskrip Museum Radya Pustaka mengungkapkan museum ini menyimpan sekitar 400 naskah kuno. Naskah itu belum seluruhnya didigitalisasi.

Serat Yusuf, manuskrip kuno yang tersimpan di Museum Radya Pustaka. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

"Baru sekitar 90 naskah yang sudah didigitalisasi," ucap Nia, panggilan akrabnya.

Menurut Nia, mahakarya naskah kuno museum tertua di Indonesia itu ada tiga karya. Terdiri dari Serat Yusuf, Serat Iskandar dan Serat Ngusulbiah. Seluruh serat itu ditulis pada 1729 oleh abdi dalem pamijen Keraton Kartasura dalam aksara Jawa Carik.

"Serat Yusuf menceritakan kisah Nabi Yusuf. Manuskrip ini ditulis menggunakan bahasa Jawa kuno. Serat Yusuf ini merupakan kado untuk permaisuri Ratu Balitar, istri PB I, " Nia menjelaskan.

Serat Yusuf itu ditulis di atas kertas berukuran 24x36 cm. Ada 206 lembar dalam serat yang dituliskan pada dhaluwang. Pada halaman pembuka, ada semacam ukir-ukiran prada emas bercampur tinta warna hitam dan merah.

"Kalau Serat Iskandar ini berisi cerita tentang Sultan Iskandar. Sedangkan, Surat Ngusulbiah bertuliskan tentang bertemunya Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Isa di Mekkah," ujar Nia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.