Sukses

Top 3: Pasar Atom Dilalap Si Jago Merah, Risma Marah-marah

Risma marah-marah seiring pasar terbakar.

Liputan6.com, Surabaya - Acara bagi-bagi es krim di Taman Bungkul Surabaya, Jawa Timur pada 2014 silam membuat marah Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sebab, taman yang pernah mendapatkan penghargaan dari PBB tersebut rusak parah.

Setelah dilantik menjadi Wali Kota Surabaya terpilih untuk periode 2015-2020, Tri Rismaharini kembali dibuat emosi pada hari pertama bekerja. Ia marah-marah saat melakukan sidak di sungai di kawasan Jalan Dharma Husada Surabaya.

Risma begitu terkejut melihat kondisi sungai yang dangkal penuh lumpur, serta tembok tanggul dalam keadaan retak dan pecah. Karena bila curah hujan turun dengan intensitas yang tinggi bisa terjadi longsor.

Baru-baru ini, walikota perempuan pertama di Surabaya itu kembali meluapkan emosinya saat terjadi kebakaran di Kompleks Ruko Pasar Atom, Jalan Siaga Surabaya, Senin 11 April kemarin.

Berita tentang Risma yang marah-marah di tengah kebakaran Pasar Atom menjadi berita yang paling banyak menyita perhatian di Liputan6.com,  di kanal Regional, pada Selasa (12/4/2016).

Dua berita lainnya yang tak kalah populer dan menyedot perhatian adalah seorang ibu yang anaknya disandera Abu Sayyaf rela dayung perahu ke Filipina untuk mengetahui kabar sang anak dan pertempuran antara tawon dan manusia di Malang.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Risma Marah-marah di Tengah Kebakaran Pasar Atom

Risma berjaga di lokasi kebakaran sejak pukul 21.30 WIB, kemarin, hingga pukul 01.30 WIB, dini hari tadi.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah-marah saat kebakaran terjadi di Kompleks Ruko Pasar Atom, Jalan Siaga Surabaya, Senin, 11 April 2016. Dengan lantang, ia menegur
perwakilan manajemen Pasar Atom yang memasang gapura di pintu masuk Pos 5.

"Seharusnya tidak boleh atap gapura tidak tinggi. Besok harus sudah dibongkar gapura ini, atapnya," ujar Risma kepada sejumlah petugas keamanan dan perwakilan manajemen Ruko Pasar Atom Pembangunan Tahap 4 Surabaya.

Kegeraman Risma beralasan. Akibat atap gapura itu, pergerakan mobil pemadam berjenis skylift terhalang. Padahal, api yang mulai terjadi sejak pukul 18.00 WIB semakin tidak terkendali.

Tidak berhenti di situ. Risma meraih megafon dan memberi aba-aba kepada para petugas pemadam kebakaran. Dengan lantang, ia meminta pemilik mobil untuk meminggirkan kendaraannya agar petugas pemadam bisa leluasa bergerak.

Selengkapnya...

2. Ibu WNI Sandera Abu Sayyaf Rela Dayung Perahu ke Filipina

Orang tua kapten kapal yang disandera kelompok Abu Sayyaf (Liputan6.com / Yoseph Ikanubun)

Cemas menanti kabar nasib anaknya bersama 9 ABK Brahma 12 yang disandera kelompok Abu Sayyaf membuat Soffitje Salemburung berniat pergi langsung ke Filipina. 

Soffitje, ibu dari sang kapten kapal Peter Tonsen Barahama, mengaku sudah tidak bisa
hanya diam menunggu informasi yang belum pasti ini.

“Kalau saja ke Filipina itu bisa dengan memakai perahu, saya mau mendayung ke sana. Mencari kepastian bagaimana upaya yang dilakukan pemerintah Filipina,” ujar Soffitje yang didampingi suaminya Charlos Barahama saat di Perumahan Taman Sari, Kecamatan Mapanget Manado, Senin (11/04/2016) malam.

Dia sangat ingin sekali ke Filipina karena melalui berbagai pemberitaan diketahui bahwa upaya pembebasan sandera itu ditentukan oleh Filipina.

Selengkapnya...

3. Perang Manusia Lawan Tawon di Malang, Siapa Menang? 

Sarang Tawon (AFP PHOTO/Justin Sullivan)

Sudah tiga bulan ini, tawon ndas bersarang di atap warga Jalan Ternate 2 RT 6 RW 2, Kelurahan Kasin, Kota Malang, Jawa Timur. 

Warga awalnya cuek hingga para tawon mulai meneror dengan sengatannya. Satu per satu warga mulai merasakan pedihnya disengat tawon yang dikenal agresif itu. 

Warga yang terganggu mulai merancang strategi pengusiran. Sasaran utama adalah sarang terbesar yang berada di atap lantai 2 rumah warga bernama Madowi. Katon dan Iwan, tetangganya, menjadi "martir" untuk menaklukkan gangguan tawon dengan peralatan seadanya pada Minggu, 10 April 2016. 

Bukannya berhasil, mereka justru menjadi bulan-bulanan para tawon pengganggu. Warga pun memutuskan untuk meminta bantuan Tim SAR.

Selengkapnya...

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini