Sukses

Jepit Omprengan Nakal, Dishub Bandung Segera Tambah Armada Damri

Penumpang Damri saat ini harus menunggu rata-rata 30 menit untuk setiap keberangkatan. Celah itu dimanfaatkan omprengan nakal menarik sewa.

Liputan6.com, Bandung - Keberadaan omprengan di Kota Bandung disorot tajam pascakasus dugaan pemukulan yang dilakukan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi menyebutkan pangkal keberadaan omprengan adalah adanya permintaan yang tidak terlayani angkutan legal.

Pemberantasannya omprengan diakui sulit karena omprengan eksis lama sekali. "Omprengan itu sudah eksis lama sekali," kata Didi kepada Liputan6.com di Bandung, Senin, 28 Januari 2016.

Ancaman pidana tak menghentikan langkah Pemkot Bandung untuk memberantas angkutan ilegal itu. Tiga langkah disiapkan meliputi penggalakan operasi bersama penegakan hukum, kampanye publik untuk tidak menggunakan omprengan dan menambah jumlah armada bus Damri.

Didi menerangkan, penambahan armada wajib terlaksana untuk mengurangi waktu tunggu penumpang alias terlalu lama ngetem. Dishub menargetkan jarak kedatangan antarbus bisa diperpendek menjadi setiap 15 menit sekali dari waktu kedatangan bus sekarang yang mencapai 30 menit sekali. Cara itu dinilai mampu untuk mengurangi potensi penggunaan omprengan akibat menunggu terlalu lama.

"Sekarang jarak headway kedatangan itu 30 menit. Kalau ingin jadi 15 menit, harus ditambah dua kali lipat," ujar Didi.

Ia menuturkan, ada tiga trayek Damri yang melalui jalur Cicaheum-Alun-alun Bandung. Yakni, rute Cicaheum-Cibeureum, rute Cicaheum-Leuwipanjang dan rute Cibiru-Kebon Kalapa. Jumlah armada bus yang tersedia saat ini sebanyak 47 unit Damri dan 10 bus Trans Metro Bandung (TMB). Untuk menjepit pergerakan omprengan, Pemkot membutuhkan total 73 unit Damri plus 10 bus TMB.

"Berarti jumlah bus baru 73 dikurangi 47 adalah 26 bus. Diharapkan dengan penambahan itu, jarak kedatangan antarbus bisa 10 menitan," tutur Didi.

Didi menargetkan bus-bus baru Damri sudah bisa mengaspal pada akhir April 2016. Saat ini, pihaknya sedang melengkapi surat-surat, termasuk STNK.

"Strategi keberangkatan juga akan kita perketat. Pada sebelumnya, bila dua bus sudah penuh bisa berangkat berbarengan. Sekarang mau ditata agar berangkat selang 10 menit dan diusahakan tidak saling mendahului," Didi memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini