Sukses

Top 3: Misteri Orang Pendek di Gunung Kerinci

Simak Top 3 Regional edisi Sabtu sore, 19 Maret 2016.

Liputan6.com, Jambi - Cerita penampakan orang pendek di Kabupaten Kerinci, Jambi sudah melegenda sejak puluhan tahun. Banyak warga di daerah ini mengaku pernah melihat makhluk yang diceritakan memiliki kaki terbalik ini.

Selain itu, kisah awal munculnya segitiga hitam Papua, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Sabtu (19/3/2016) sore.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Makhluk Aneh di Gunung Kerinci, Mitos atau Fakta?

Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 mdpl merupakan gunung tertinggi di Sumatra. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat ini masih berstatus waspada. (Istimewa)

Banyak yang percaya orang pendek di Kabupaten Kerinci, Jambi, benar-benar ada. Namun, nyatanya belum ada sat upun orang yang berhasil mengabadikan penampakan makhluk bunian tersebut. Oleh masyarakat Kerinci, orang pendek lebih dikenal dengan sebutan Uhang Pandak sesuai dengan bahasa warga Kerinci.

Kuatnya legenda makhluk yang kabarnya tinggal di lebatnya hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini memantik penasaran sejumlah peneliti dari luar negeri.

Namun, yang paling terkenal adalah peneliti asal Inggris bernama Debbie Martyr. Ia menghabiskan belasan tahun hidupnya sejak 1994 untuk mencari keberadaan Uhang Pandak di Kerinci.

Kepada Liputan6.com, salah seorang budayawan Kerinci, Iskandar Zakaria mengaku sudah beberapa kali diajak Debbie dalam pencarian Uhang Pandak.

Selengkapnya baca di sini...

2. BPJS Ditolak, Hafid Ancam Lompat dari Menara Masjid Rumah Sakit

Hafid sempat mengeluhkan biaya perawatan dan operasi sesar yang ada di RS. Ibnu Sina.

Seorang warga Camba, Kecamatan Bantingmurung, Maros, Sulawesi Selatan, Hafid (39) mengancam akan melompat dari menara Masjid RS Ibnu Sina, Makassar karena didu‎ga mengalami gangguan jiwa.

Fatmawati (29) kakak ipar Hafid mengatakan, adiknya melakukan hal tersebut karena diduga stres melihat calon anak keduanya meninggal dalam kandungan saat istrinya melewati operasi caesar di RS Ibnu Sina, Makassar sejak semalam.

"Dia stres lihat istrinya, Nirma yang harus menjalani caesar untuk melahirkan anak keduanya. Anaknya kemudian meninggal karena istrinya mengalami pendarahan hebat sejak dirawat di RS. Butta Salewangan Maros, Sulsel," kata Fatmawati kepada Liputan6.com, Jumat 18 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

3. Ini Kisah Awal Muncul Segitiga Hitam Papua

Sepanjang 2009-2016, jumlah korban meninggal akibat kasus kekerasan dan penembakan didaerah itu mencapai 111 jiwa.

Tiga kabupaten yang terkenal dengan sebutan segitiga hitam Papua, yakni Kabupaten Puncak, Puncak Jaya dan Lanny Jaya terkenal akan sejumlah kasus kekerasan dan penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Banyak korban sudah berjatuhan di daerah ini. Baik dari aparat keamanan baik TNI/Polri juga dari pihak masyarakat. Data dari Kepolisian Daerah Papua menyebutkan jalur ini mulai terasa mencekam dan dianggap rawan sejak 2009.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyebutkan sepanjang 2009-2016, jumlah korban meninggal akibat kasus kekerasan dan penembakan di daerah itu mencapai 111 jiwa dan 229 orang mengalami luka-luka, baik itu dari dari aparat keamanan dan warga sipil, dengan total 226 kasus.

"Tak hanya korban jiwa, sejumlah senjata milik aparat keamanan juga ikut dirampas. Jumlah pastinya masih terus kami data," kata Paulus, Jumat 18 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini