Sukses

Top 3: Efek Bahaya Bila Tatap Langsung Gerhana Matahari

Simak Top 3 Regional edisi Rabu pagi, 9 Maret 2016.

Liputan6.com, Yogyakarta - Masyarakat wajib berhati-hati saat melihat Gerhana Matahari Total (GMT) pada Rabu 9 Maret 2016. Warga diimbau tidak menggunakan mata telanjang saat melihat gerhana. Sebab efek samping yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi mata.

Selain itu, tulisan mengenai mitos gerhana di Tanah Jawa, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Rabu (9/3/2016) pagi.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional.

1. Efek Bahaya Jika Lihat Gerhana Matahari Langsung

Meski melihat Gerhana Matahari Total (GMT) tergolong aman, namun ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai

Menurut Dokter Spesialis Mata Bayu Sasangko melihat langsung Gerhana Matahari dapat menimbulkan beberapa efek kerusakan pada mata yang disebut solar eclips retinopathy. Gejalanya, adanya titik hitam atau bulatan hitam di tengah di penglihatan.

Kondisi ini bisa mengakibatkan kerusakan permanen atau sementara. Hal ini akan membuat pandangan kabur dan bisa bertahan selama 1 bulan hingga beberapa tahun.

"Matahari itu mengandung spektrum cahaya yang luas. Transfusinya sangat intens dan bisa mengakibatkan reaksi foto kimia pada retina. Terutama banyak pada makula atau bintik kuning," kata Bayu di Rumah Sakit dr Yap, Yogyakarta, Senin 7 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

2. Gerhana Matahari Akan Terlihat 77 Persen di Medan

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Gerhana matahari total (GMT) tidak akan bisa dilihat dari Medan, Sumatera Utara. Namun, warga di kota ini tetap bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian.

Kepala Observatorium Ilmu Falak Universitas Sumatera Utara (OIF Sumut) Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar menyebut GMT hanya akan terlihat di 11 daerah di Indonesia.

"Warga Medan dapat menikmati gerhana matahari sebagian dengan persentase sekitar 77 persen sejak pukul 06.30 WIB hingga 08.30 WIB pada 9 Maret. Periode puncak terjadi sekitar pukul 07.22 WIB," kata Arwin, Medan, Senin 7 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

3. Dendam Si Buto, Mitos Gerhana di Tanah Jawa

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Gerhana matahari total akan terjadi pada 9 Maret 2016 di beberapa daerah di Indonesia. Fenonema alam langka ini memunculkan beragam mitos di berbagai daerah, salah satunya di Tanah Jawa.

Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinto Isworo, sebagai Wakil Penghageng Kalih (dua) Widya Budaya (bertugas dalam bidang kebudayaan) menceritakan kisah gerhana dalam adat Jawa lewat cerita buto (raksasa) yang memakan matahari dan bulan. Menurut Romo Rinto, fenomena alam itu sering dikait-kaitkan dengan sesuatu sesuai dengan ciri orang Jawa.

Nenek moyang orang Jawa, tutur dia, sering bercerita bahwa gerhana terjadi karena matahari atau bulan sedang dimakan raksasa alias buto. Kisahnya bermula saat para dewa akan membagi air penghidupan atau tirta amerta. Namun karena tirta amerta terbatas, maka pimpinan dewa membagi rata secara antre.

Selengkapnya baca di sini...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.