Sukses

Top 3: Sarang 'ISIS Tembalang' di Semarang Terlacak Berkat WiFi

Simak Top 3 Regional edisi Kamis sore, 3 Maret 2016.

Liputan6.com, Semarang - Sejumlah orang dari sebuah kantor lembaga pembiayaan di Kota Semarang, Jawa Tengah, diperiksa kepolisian setempat. Mereka diperiksa karena jaringan wi-fi yang digunakan.

Nama wi-fi mereka dinilai bersifat menantang dan meresahkan.

Selain itu, berita mengenai perjuangan kakek buta dan cucunya yang tak mau mengemis, turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Kamis sore, 3 Maret 2016.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional.

1. Berkat Wi-Fi, Sarang 'ISIS Tembalang' di Semarang Terlacak

Ilustrasi WiFi  (itworld.com)

Polrestabes Semarang memeriksa sejumlah orang dari sebuah kantor lembaga pembiayaan di kota tersebut. Mereka diperiksa karena jaringan wi-fi atau nirkabel yang mereka gunakan. Nama wi-fi mereka dinilai bersifat menantang dan meresahkan. Nama-nama yang dipakai adalah "Perakit Bom", "ISIS Tembalang", dan "Tidak Takut Polisi".

Sebelum memeriksa sejumlah orang, polisi menyelidiki jaringan tersebut yang terdeteksi berasal dari Jalan Tusam Timur, Banyumanik, Kota Semarang. Alamat tersebut merupakan sebuah kantor lembaga pembiayaan dan indekos.

Usai diperiksa, semua komputer di tempat tersebut langsung diberi garis polisi. Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, Sat Intelkam bekerja sama dengan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jawa Tengah. "Kan, yang mempunyai pelacakan alat wi-fi itu Krimsus," kata sumber Liputan6.com, Semarang, Rabu 2 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

2. Tak Mau Mengemis, Begini Perjuangan Kakek Buta dan Cucunya

Sejumlah penyandang disabilitas ikut menghadiri Perayaan 50 Tahun Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) 2016, Jakarta, Minggu (31/1/2016). Djarot mendukung para penyandang tunanetra agar dapat bersekolah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mengalami kebutaan tak membuat Lukman (65) patah semangat menyambung hidup. Bersama Fatur (12), cucunya yang duduk di bangku kelas 6 SD Pannara, Makassar, ia berjualan cemilan keliling Makassar.

Setiap hari mereka berangkat dari rumah sederhananya di Jalan Pannara, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka menyisir kantor dinas pemerintahan di Kota Makassar menawarkan jualan cemilannya.

Lukman baru berjualan pada siang hari setelah cucunya pulang dari sekolah. "Cucuku sebagai penunjuk jalan. Setelah jualan habis kami pulang ke rumah sambil saya menanti adanya panggilan untuk memijat dari orang kembali," ucap Lukman, Rabu 2 Maret 2016.

Ia memilih jalan hidup dengan berjualan meski untungnya tidak seberapa. Dia menilai itu lebih mulia dibandingkan memberi makan keluarganya dengan jalan mengemis di jalanan.

Selengkapnya baca di sini...

3. Di Hadapan Mega, Risma Tolak Maju ke Pilkada DKI

Risma Resmikan Dolly Jadi Kampung Seni Mural (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini enggan mengikuti bursa pemilihan calon gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada 2017 mendatang. Bukan karena takut, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu masih berpegang teguh pada janji-janji kampanyenya.

Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristyanto yang menyatakan Risma sempat dipanggil Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Risma sempat diminta maju sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 mendatang.

"Tetapi di hadapan Bu Mega, Risma menolaknya. Alasannya ya seperti itu tadi, ingin memenuhi janji kampanye dan menyelesaikan programnya," kata Hasto usai menjadi pembicara pada acara seminar bertema 'Kembali ke Pancasila' di Surabaya, Selasa, 1 Maret 2016.

Selengkapnya baca di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.