Sukses

Ini Hasil Cek Kesehatan Ibunda Bocah SD Tulang Punggung Keluarga

Liputan6.com, Semarang - Hujan mengguyur wilayah Pedurungan, Semarang, Jawa Tengah, sejak Jumat (12/2/2016) dini hari, sangat nyaman untuk membuai tidur.

Tapi, Dewi Purwanti (30), ibunda bocah SD penjual makaroni keliling justru sudah bangun sebelum subuh.

Dewi menjalani pengobatan di RSUD Kota Semarang. Ia pergi ditemani kedua anaknya, Erma dan Eko Adi Prasetyo (9) yang sengaja tak bersekolah.

Sekitar pukul 09.00 WIB, sebuah mobil tiba di rumah kos Dewi. Tak berapa lama, mobil jemputan itu menembus gerimis menuju RSUD Kota Semarang.

"Di mobil dingin," ujar Eko yang mengaku belum pernah merasakan dinginnya AC kepada Liputan6.com, Jumat (12/2/2016).

Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Kedatangan Dewi dan anak-anaknya di RSUD Kota Semarang disambut Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan Nurhayati. Ia pula yang mendaftarkan Dewi.

Setelah pendaftaran, Dewi menjalani pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan USG ulang. Dalam layar itu terlihat benda yang diduga batu ginjal. Selain itu, lever Dewi diketahui mengalami gangguan.


"Hasil USG, ada proses di lever, di ginjal ada tapi bukan kronis, ada tanda-tanda batu. Hasil akhir baru bisa diketahui setelah kroscek sama hasil labnya. Kita hanya bantu di USG," kata dr Luh Putu E Santi M, SpRad, pemeriksa Dewi.

Hingga berita diturunkan, pemeriksaan intensif terhadap Dewi masih berjalan. Meski senang, ia mengaku bimbang jika harus diopname karena tak ada yang mengasuh anak-anaknya.

"Tadi anak saya malah digendong bapak yang berkaos merah itu," kata Dewi sambil menunjuk Sutrisno, Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Kota Semarang.

Sutrisno sendiri menjelaskan spontanitasnya menggendong Erma, anak Dewi Purwati yang masih dua tahun itu. "Lumrah aja. Spontan, juga biar lebih cepat. Anaknya juga baik, enggak rewel," kata Sutrisno.

Direktur RSUD Kota Semarang Susi Herawati memberikan jaminannya bahwa pengobatan Dewi gratis dengan program Jamkesmaskot. Pemeriksaan masih berlanjut dan belum menentukan apakah akan menjalani rawat inap atau rawat jalan.

"Kalau ada tindak lanjut opname sampai operasi ya kita lakukan. Seandainya harus opname kemungkinan karena levernya," kata dr. Susi.

Sejak 3 bulan lalu, Eko membantu ibunya yang berpenyakit batu ginjal dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Ia berjualan keliling makaroni goreng seharga Rp 1.000 per bungkus menggunakan sepeda demi membantu biaya hidup dan berobat ibunya.

Keinginan Eko membantu ibunya itu timbul dengan sendirinya meski sudah dilarang Dewi karena tidak tega melihat ibunya yang sedikit-sedikit kesakitan. Hingga suatu saat, dia bertemu dengan Ika Yulianti yang menceritakan kisahnya di akun Facebook dan sempat menjadi viral hingga akhirnya banyak bantuan datang.

"Tadi dibilangin (oleh PJ Wali Kota) biar tetep sekolah terus. Sekarang enggak jualan keliling lagi," kata Eko malu-malu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini