Sukses

Sepatu Joko Dari Malang Tembus California

Pemesan dari Australia membatalkan pesanan alas kaki berbahan kulit.

Liputan6.com, Malang - Bahan dan sepatu bertebaran di sudut rumah berukuran sekitar 4x7 meter itu. Enam orang pekerja sibuk dengan pekerjaannya masing - masing. Mulai memotong hingga menjahit sepatu di Waris Shoes, bengkel sepatu di Jalan Nakula Nomor 18 Kota Malang, Jawa Timur milik Joko Pribadi.

"Mereka warga sekitar rumah ini yang turut membantu saya membuat sepatu pesanan," kata Joko ditemui di rumahnya, Senin (11/1/2016).

Setiap hari di bengkel itu mampu diproduksi 10-20 sepatu dan sandal. Per bulan bisa sampai 700 pasang sandal dan sepatu yang bisa dibuat. Modelnya beraneka ragam, mulai jenis Toms, Oxford hingga Ethnic. Produk buatan Waris Shoes dijual mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 700 ribu.

Untuk sistem penjualan, dilakukan secara reseller atau dijual kembali secara online melalui rekanan. Harga jualnya tentunya sudah berbeda jika membeli langsung ke Joko. Merek sandal dan sepatu pun diberi sesuai keinginan pemesan.

Alas kaki buatan Joko dan pekerjanya itu tidak hanya beredar di pasar dalam negeri saja. Waris Shoes sering kali mengirim ke Singapuradan California, Amerika Serikat

"Dikirim ke Singapura dan California secara reseller. Tidak setiap bulan memang, tapi selalu ada kiriman ke sana," ujar Joko.

 



Alas kaki itu berbahan mulai kain, kulit imitasi hingga kulit asli. Bahan baku didapat di dalam negeri. Khusus untuk ke luar negeri, model etnik berbahan kulit sapi dan domba menjadi favorit pemesan.

Mengenai bahan kulit ini, Joko memiliki cerita tersendiri. Alas kaki buatannya ditolak oleh pemesan dari Australia saat mereka tahu berbahan kulit. Jangankan kulit ular, kulit hewan ternak macam sapi pun ditolak pemesan asal negeri kanguru tersebut.

"Sampai sekarang tak bisa masuk ke Australia karena tahu ada bahan kulitnya. Mereka sangat peduli dengan hewan," ungkap Joko.

Dari bisnis ini, omzet Waris Shoes setiap bulan mencapai puluhan juta rupiah. Usaha ini dirintis Joko sejak 2010 silam. Pengalamannya bertahun - tahun ikut industri alas kaki membuatnya berani mengambil keputusan untuk bekerja secara mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.

"Setiap orang pasti ingin maju, saya tak mau terus menerus ikut orang. Saya keluar dari pabrik tempat bekerja dan memilih produksi sendiri," kata Joko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.